EINSTEIN: REALITAS HANYALAH ILUSI - 6


 


Realitas Objektif Sebenarnya Hanyalah Ilusi.
Para ilmuwan menemukan bagaimana realitas obyektif sesungguhnya tidak lebih dari sebuah  ilusi. Pada tingkat yang lebih dalam, segalanya – atom, sel, molekul, tanaman, hewan, dan orang-orang menyatu dalam aliran informasi yang saling terhubung. Salah satu teori yang paling menarik adalah Prinsip Holografik yang mendefinisikan alam semesta sebagai sebuah hologram raksasa di mana semuanya terhubung antara satu dengan yang lainnya termasuk pikiran kita. Prinsip holografis berasal dari salah satu fisikawan teoritis yang paling penting di abad ke-20, David Bohm . Berbicara secara metafisik, otak memproses informasi kosmik dalam bentuk hologram – “melalui kesadaran.”

Ahli neurofisiologi Karl Pribram ternyata secara bersamaan membuat model holografik dari pikiran dan otak pada saat yang sama dengan David Bohm  yang mengembangkan model alam semesta holografiknya. Anehnya, model holografik ini ternyata dapat menjadi dasar bagi semua pengalaman mistis termasuk NDE. Model-model hologram merupakan bagian dari paradigma yang baru muncul yang disebut ” holisme “yang merupakan kebalikan dari reduksionisme. Ini adalah paradigma di mana semua sistem alam – fisika, biologi, kimia, sosial, ekonomi, dll – dan sifat mereka, harus dilihat secara keseluruhan dan bukan penjumlahan dari bagian-bagiannya.

Ruang dan waktu adalah konsep yang kita bawa ke tingkat kuantum tetapi pada tingkat ini ruang waktu tampaknya tidak ada di sana. Waktu mengalir baik maju dan mundur secara simetris dan relatif – sebuah konsep yang membuat perjalanan waktu menjadi mungkin. Pada tingkat kuantum, lokasi menjadi nonlokal dan semuanya dapat dianggap sebagai tidak berada di tempat tertentu atau pun di waktu tertentu. Apa yang kita “lihat”, lebih  berkaitan dengan kesadaran kita sendiri dan pengalaman subyektif dari apa yang mungkin ada “di luar sana”. Mengingat temuan ini, kita harus menyimpulkan bahwa pengertian kita saat ini terhadap realitas obyektif adalah sebuah kesalahan. Dengan kemampuan seseorang menembus ruang-waktu dapat menjadikan orang tersebut lebih tenang (ada ganjalan / pelajaran yang terselesaikan) dan tentunya akan membuat yang di sekelilingnya turut tenang / damai pula.  Idealnya bagi yang mampu melakukan regresi atau progresi, seyogyanya waktu nya kebelakang atau kedepan infinite atau tak-berhingga (minus infinity kalau kebelakang) sehingga yang didapat adalah keadaan kedamaian yang luar biasa mendalam.  Kembali ke kondisi ketika kita masih bersatu dengan Nya atau ketika kita bersatu kembali denganNya nanti.  Semua berasal dari yang Satu dan akan kembali kepada yang Satu.  Kedamaian yang luar biasa ini akan memancar pula kesekeliling kita,



Sebuah teori yang sesuai dengan kesadaran kuantum yang dikembangkan oleh karya bersama fisikawan teoritis, Sir Roger Penrose , dan anestesi Stuart Hameroff . Seperti karya David Bohm dan Pribram Karl sebelum mereka, Penrose dan Hameroff mengembangkan teori mereka secara bersamaan. Penrose mendekati masalah kesadaran dari sudut pandang matematika, sedangkan Hameroff mendekatinya berdasarkan keahliannya dalam anestesi yang memberinya minat dalam meneliti struktur otak. Kesadaran kuantum adalah teori kesadaran yang mendasari keterhubungan semua orang dan segala sesuatu dan didasarkan pada fakta bahwa medan kuantum dapat menjangkau segala sesuatu bahkan yang jauh di ruang angkasa.



Carl Jung menyebut hubungan antara semua kehidupan sebagai ” ketidaksadaran kolektif ” (Collective Unconscious). Jung berteori bagaimana sinkronisitas melayani peran yang mirip dengan mimpi, dengan tujuan pergeseran pemikiran egosentris sadar seseorang untuk keutuhan yang lebih besar.

Teori kuantum seperti interpretasi banyak semesta dari kuantum mekanik dan teori yang berhubungan yakni “many minds theory” mendukung paradigma baru ini. Teori-teori kuantum juga mendukung teori keabadian kuantum yang secara teoritis membuat keabadian “Rohani” non-fisik menjadi mungkin. Jika salah satu pandangan kesadaran sebagai bagian fundamental, non-fisik, maka ada kemungkinan bagi kesadaran untuk terus eksis setelah kematian dalam alam semesta paralel. Amir Goswami  seorang fisikawan berhasil menemukan hubungan antara teori fisika kuantum dengan kesadaran manusia. Kesadaran sendiri merupakan salah satu kajian dalam ilmu psikologi yang kerapkali dikaji melalui pendekatan psikoanalisa. Sebagai salah satu produk dari proses mental, kesadaran merupakan bagian yang penting dalam menentukan bagaimana perilaku terjadi. Goswami seolah mengingatkan para ilmuwan ilmu sosial bahwa manusia adalah sebuah kumpulan atom yang tetap dikendalikan oleh hukum-hukum kuantum, sehingga segala proses mental yang dihasilkan merupakan representasi bagaimana seluruh atom penyusun manusia bekerja dalam sistem kuantum. Goswami juga seakan menjembatani ilmu fisika dan ilmu sosial, khususnya psikologi yang seolah-olah selama ini terseparasi dengan jelas. Ia membuktikan bahwa kesadaran manusia dapat dijelaskan dengan mekanisme kuantum.

Sebuah tulisan dalam Business Week, suatu majalah International mingguan bisnis terkemuka, yang mengemukakan akan adanya terobosan-terobosan dibidang iptek berkenaan dengan adanya konsepsi "baru" mengenai Alam.  Salah satunya yang berkaitan dengan fisika quantum dengan telah dibuktikannya oleh ilmuwan bahwa suatu benda bisa berada di dua tempat yang berbeda pada waktu yang sama Ini suatu pernyataan yang biasa kita sering temukan dalam suatu kajian mistik, misalnya pernyataan ini sering didengar: "Si Anu bisa berada di kota ini dan sekaligus berada dikota lain yang  jauh di sana".  Ilmu mistik ini sama njelimetnya dengan ilmu fisika quantum, sangat sulit dimengerti oleh orang-orang awam. 

Dari sejak dahulu para mistikus dan ilmuwan sering saling mencemoohkan.  Namun akhir-akihir ini rupa-rupanya mereka bisa mempunyai persepsi yang mirip yaitu sama-sama menyetujui bahwa ruang dan waktu itu relatif, tidak absolut.  Ruang dan waktu bisa ditembus.  Bedanya kalau para ilmuwan baru bergerak sebatas teori dan aplikasi yang belum jelas kegunaannya, para mistikus telah lama mengaplikasikan teori ruang-waktu dalam keseharian.  Salah satu contoh tentang seorang penyembuh yang bisa "mengoperasi" seseorang tanpa meninggalkan bekas luka.  Sering pula kita dengar seseorang bisa "mengambil" batu ginjal tanpa operasi.  Pada dasarnya ini adalah kemampuan seseorang memanipulasi ruang dan waktu.
 


Pada pertemuan bulanan Klub Kajian Alam Semesta [KKAS] Ibu Pamugari Widyastuti, Psikologis Klinis - Ketua Jurusan Psikologi Univ. Paramadina, memberikan terapi massal Past Life Regression dengan metoda relaksasi (bukan hipnosa - orang awam bilang bukan dihipnotis).  Metoda ini mengarahkan seseorang kepada keadaan kepasrahan (lawan dari terkendali, in control) sehingga bisa membawa kesadaran seseorang menembus ruang-waktu.  Tentunya daya tembus seseorang tidak sama, sebanding dengan tingkat kepasrahannya).  Past life regression tidak terlepas dari konsep reinkarnasi. Kondisi masa lalu seseorang biasanya berkaitan dengan kondisinya di masa kini.  Biasanya berkaitan dengan pelajaran (lessons to be learned), harapan  yang belum terselesaikan, berkaitan dengan dirinya dan orang-orang disekelilingnya.  Ganjalan-ganjalan ini biasanya adalah penghalang bagi kemajuan peningkatan spiritual seseorang.  Dengan mengetahui persis jenis ganjalan atau pelajaran yang dihadapi sudah merupakan lebih dari separoh penyelesaian masalah. 



SUMBER :
Andrew Zimmerman Jones, Quantum Physics Overview
Danang c Square, Mekanika Kuantum VS Relativitas Umum:
Ellis Peterson Platinum Quality Author Spiritual Quantum Physics and the Big Picture
Erbe Sentanu’ Quantum Ikhlas, The Power of Positive Feeling,
Fakta Ilmiah.com,  Gun HS, Satu Jam Dua Waktu
Hukum gerak Newton, Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ian G. Barbour, Komunitas Ruang Baca,  Tuhan adalah Fisika Kuantum?
Irwancheung , Konsep Perjalanan Waktu dan Teori Relativitas Einstein
Jari Manis Indonesia, Kekuatan Pikiran & Fisika Quantum
Jusuf Achmad. Fisika Quantum
Pendidikan Untuk Semua, Fisika Dasar Hukum Newton
Pustaka Fisika, Berkenalan dengan Fisika Kuantum
Quantum Mechanics, Particle-Wave Duality
Quantum Theory Proves Consciousness Moves To Another Universe At Death
T. Lee Baumann, MD’  God at the Speed of Light
Teori relativitas, Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Relativitas umum, Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



1 Komentar untuk "EINSTEIN: REALITAS HANYALAH ILUSI - 6"

Add