KONDISI GEOGRAFIS, PENDUDUK, PERTANIAN - RAFFLES 3

THE HISTORY OF JAVA,  Bab I - IV

Buku asli Raffles The History of Java,  sebenarnya merupakan rekaman  jejak dan karya Raffles mengenai hampir semua segi kehidupan masyarakat Jawa dan merupakan referensi komprehensif mengenai  Jawa. Buku ini terdiri dari dua volume. Volume pertama merupakan uraian inti tentang Jawa secara lengkap. Volume kedua berisi informasi tambahan, seperti berbagai data statistik terkait Jawa dimasa lampau dan lain sebagainya yang dikemas dalam lampiran-lampiran. Raffles membagi bukunya ke dalam 11 Bab,  yang masing-masing babnya menjelaskan tentang :

Bab I,  Menceriterakan tentang Kondisi Geografis dan Geologi Pulau Jawa
Raffles memulai Bab I dengan mendeskripsikan kondisi geografis Pulau Jawa. Ia menarasikan kondisi umum pulau Jawa berupa dataran rendah di sepanjang pantai utara. Digambarkan Susunan Bebatuan Pulau Jawa, dimana banyak ditemukan batu-batuan berkilat seperti flint, prase, hornstone, jasper, agate, cornelia dll. Juga ditemukan logam emas dan perak, serta biji besi. Mineral yang ditemukan antara lain
scroll, quartz, postpone, feldspar dan trap.

Digambarkan sebagian besar tanah di pulau Jawa subur dan gembur, dengan dua musim, musim panas dan musim hujan, sehingga jenis sayur-sayuran seperti pete, jengkol,  dan  kemlandingan, ketela rambat, pohon sagu dapat tumbuh dengan baik. Jenis buah-buahan manggis  rambutan, langsat,belimbing, mangga, jambu, pisang, nanas, papaya, melon, pohon asem, jeruk, sitrun, lemon, plum beri liar, pir juga bisa tumbuh. Tanaman Hias, seperti cempaka, tanjung, melati, kenanga, dan nagasari serta lebih dari 60 jenis tanaman obat diteliti oleh Dr. Horsfield, Untuk pembuatan tikar dibuat dari  jenis daun pandan dan juga dari serat pohon palem, yaitu gebang, sedangkan kertas dibuat dari pohon  glugo (morus papyrifera). Untuk pewarna digunakan dari tanaman  tom/nila, wong-kudu/merah, tanaman eksotik/hitam, pohon nangka dan mangga/kuning.

Hutan Jati yang lebat, ditemukan di seluruh provinsi timur, damar dibedakan jenisnya yaitu damar batu dan damar putih. Lada, cengkeh dan kayu manis juga dibudidayakan serta anggur banyak ditanam di provinsi timur. Juga tumbuh tanaman beracun atau
pohon upas (lateng : Bhs Bali).


Hewan Berkaki Empat yang ditemukan : kuda, macan. Minyak kesturi disebut dedes, dihasilkan dari hewan rase. Jenis unggas seperti : bebek, ayam, merpati,  elang, joko wuru, burung enggang, betet, selindit. Burung merak pun banyak ditemukan di hutan-hutan lebat.


 Macan Jawa
Ada dua varietas kura-kura, yaitu penyu dan kombang. Ular yang banyak ditemukan adalah ular sawah, ular lanang, ular sawah macan, ular lampe, ular kadut /karang.
Madu dan lilin diproduksi oleh 3 jenis lebah, ditemukan pula ulat sutra, walang sangit, dan kalajengking tetapi tidak mematikan.


Pada Bab II digambarkan oleh Raffles mengenai penduduk asli Jawa yang   rata-rata bertubuh pendek, bentuknya sempurna dan tegap. Kaki mereka panjang dengan telapak kaki dan pergelangan kecil. Keningnya tinggi, alisnya bagus, matanya hitam, hidungnya kecil dan pesek. Mulutnya biasa bagus, berbibir lebar. Tulang pipinya tinggi, rambutnya lurus, hitam. Tindak tanduknya sopan dan lemah lembut. Kulit orang jawa dikategorikan kuning. Yang wanitanya secara umum biasa saja dan orang eropa menyebutkan kaum wanitanya jelek. Orang jawa sederhana cenderung tunduk. Tidak pernah berkata kasar, tenang dan tidak pernah mengusik kehidupan orang lain.

Populasi yang ada di Jawa tersebar tidak merata dipengaruhi oleh kesuburan dan luas distrik yang ada. Jumlah seluruh penduduk yang ada di Jawa dan Madura  sekitar 4.615.270. Cina berjumlah tidak kurang dari 100.000 jiwa.  Bertani paling banyak dilakukan penduduk. Nyaris tidak ada hambatan untuk menikah muda Karena mata pencaharian mudah didapatkan dan tidak memerlukan kemewahan. Hukum memperbolehkan praktek poligami hanya untuk kalangan tertentu saja.

Orang Bugis dan Melayu  tinggal di semua ibukota pelabuhan di Jawa, sedangkan orang Arab, kebanyakan ada dalam kaum pedagang, pemuka agama atau ulama. Budak, dibeli oleh orang-orang asing. Biasanya yang menjadi budak adalah dari Bali dan Celebes.

Raja bergelar  Susuhunan, Isteri raja disebut Ratu, Putra Mahkotanya disebut Adipati, Perdana Menteri disebut Raden Adipati, Gubernur dipanggil Regent dll. Petani tinggal di umah limasan Tempat tidur tinggi sedikit dari tanah, dinding dari bambu , atap dari rumput. Rumah petinggi dinamakan umah chebluk atau umah joglo. Rumah yang paling besar adalah rumah Penguasa disebut umah tumpang.  Tempat tinggal Raja disebut keraton/kadaton singkatan dari ka-da-tu-nan yang artinya rumah tempat tinggal raja dan ratu.  Mereka berpakaian mewah ketika menghadiri upacara tertentu.. Tiga bilah keris diletakkan di kanan kiri pinggang dan satu di belakang. 1 milik pribadi, 1 keris warisan, 1 lagi keris yang diberikan oleh ayah mertua

Orang Jawa karena mereka beragama islam mereka tidak diperbolehkan memakan daging babi dan arak. Peralatan memasak oang Jawa sangat sederhana, terbuat dari tanah liat atau tembaga.  Beras ditumbuk, dikukus, dimasak dengan sedikit air menjadi nasi putih dan wangi. Kebiasaan mengunyah daun sirih merupakan kebiasaan  yang ada di semua kalangan. Minuman keras dibuat  sendiri dari fermentasi beras dan bawang putih juga dari beras ketan.


Pada Bab III  digambarkan mengenai  Pertanian di Jawa
Kecintaan Raffles pada dunia botani terlihat pada Bab III. Ia merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”.  Tidak ada pemandangan yang lebih indah untuk mata atau imajinasi seseorang dibandingkan melihat lautan padi menguning di lereng gunung dan buah-buahan di hutan yang siap dimakan.”

Pulau Jawa sangat baik untuk pertanian, tanahnya sangat subur. Dari penduduk sebanyak 243.268 di Kabupaten Priangan, 209.125 adalah petani.  Disamping bertani mereka juga memelihara kerbau atau lembu, yang biasa digunakan untuk membajak sawah dan beberapa ekor ternak unggas. Sapi Jawa berasal dari keturunan sapi India. Cara mereka bertani adalah dengan bajak, alat yang digunakan adalah alat penggaru, arit, pacul, ani-ani dan pisau pembabat.

 

Memetik Teh
Pohon aren yang banyak tumbuh di Jawa  yang bisa menghasilkan semacam sagu apabila persediaan berkurang maka pohon aren ini ditebang untuk diambil sagunya. Untuk menghasilkan minyak lampu , ditanam kacang tanah , penden atau tana dan jarak. Minyak dihasilkan dengan memggiling biji, dipisahkan dengan ampasnya, diperas kemudian direbus. Tebu yang paling bagus batangnya adalah yang berwarna ungu gelap dan tinggi sekitar 3 meter, penduduk biasanya menikmati langsung sari tebu dari batangnya.

Tanaman kopi yang dibawa ke Jawa oleh pemeritah kolonial Belanda di awal abad 18,  ditanam  oleh  penduduk atas paksaan mandor yang diupah pemerintah. Lada pada awalnya merupakan produk ekspor utama dari Jawa.  Kapas Jawa menjadi satu-satunya bahan baku pakaian penduduk. Tembakau biasa disebut dengan tombaki atau sata. Tembakau ditanam bergantian dengan padi. Dipanen satu kali tiap tahunnya. Gandum dibawa oleh bangsa Eropa. Ditanam pada bulan Mei dan dipanen bulan Oktober. Kentang baru ditanam dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Beberapa penduduk menjadikan kentang sebagai makanan pokok.

Di Jawa terdapat campur tangan yang berlebihan dari penguasa dan telah meniadakan kebebasan dalam cara bertani dan tanaman yang harus dipelihara para petani.
Hanya sebagian kecil dari pajak yang dikumpulkan masuk ke kas negara. Sebagian besar dibagikan diantara pegawai pemerintah dan untuk pembiayaan beberapa keperluan. Penyewaan tanah bervariasi berdasarkan jenis tanah. Di lahan sawah jumlah yang diminta penguasa adalah 1/2 atau 1/4 bagian, tergantung baik atau tidaknya lahan tersebut Petani juga dibebani  Pajak atas tanah, pajak rumah. Ada juga biaya perbaikan jalan, jembatan, pembuatan bendungan, irigasi, dan lainnya.

Pemerintahan Inggris dalam usaha untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani mengubah peraturan sewa tanah dan bagi hasil yang ada. Sewa sawah akan dihitung berdasarkan produksi padi. Sementara lahan tegal akan dihitung berdasarkan produksi jagungnya.

Pada Bab IV ditulis mengenai Jenis Kerajinan Tangan yang ada.
Istilah  untuk pandai besi dan pembuat pisau adalah Pandai/empu, untuk pembuat rangka keris disebut Meranggi dan pembuat   pegangan tombak dll  disebut tukang deder. Batu bata banyak dibuat untuk membangun rumah orang Eropa,  Cina, dan rumah pejabat atau kalangan atas Jawa. Rumah penduduk biasa menggunakan atap ilalang dari daun nipa atau bayu. Tikar dibuat dari beberapa jenis daun pandan, atau sejenis tanaman mendong, bisa juga dari jenis daun palem Topi payung lebar disebut caping, terbuat dari bambu dan diberi warna aneka ragam.

Bahan utama pakaian adalah kapas. Kapas yang telah dibersikan dinamakan kapok. Proses pemisahan biji menggunakan alat penggiling. Kemudian dipintal, setelah menjadi benang. Ditenun hingga menjadi kain. Kain  diwarnai sebelum ditenun, sedangkan batik diwarnai setelah ditenun. Kain batik dibedakan menjadi batik putih, batik lalur ireng, dan batik lalur bang.Kertas berasal dari pohon muda gluga (morus papyrifera)

Gula Jawa,terbuat dari kelapa, aren  Proses pembuatannya: cairan direbus dalam kuali tanah selama beberapa jam,lalu dituang dalam mangkok daun dan dibiarkan dingin sampai bentuknya mengeras. Gula tebu hanya dibuat oleh orang Cina .Cairan dihasilkan dengan memeras tebu diantara dua gerinda,terkadang diputar dengan kincir angin, Proses pembuatan arak, ketan ditaruh didalam tong, disekelilingnya dituang air dan diatasnya dituangi gula cair. Setelah didiamkan selama 2 hari, dipindahkan ke tong yang lebih besar, dengan ditambahkan  air dan gula cair.Setelah tercampur dibiarkan terfermentasi selama 2 hari, dan ditaruh dalam pot-pot tanah kecil, ditutup untuk 2 hari, baru kemudian disuling..

Kain lebar untuk keperluan seragam tentara dibuat dari kapas buatan local. Di Semarang terdapat lima pabrik pakaian, yang juga memproduksi kaus kaki katun, sarung tangan, tas, sabuk pedang, pelana, tali kekang dan lain-lain.


Belum ada Komentar untuk " KONDISI GEOGRAFIS, PENDUDUK, PERTANIAN - RAFFLES 3"

Posting Komentar

Add