KARMA MENURUT AGAMA HINDU DAN AGAMA BUDHA

KONSEP KARMA

Sering ada pertanyaan, mengapa orang yang perbuatannya jelek, suka menipu, berbohong, mengenyam kehidupan yang baik, sedangkan  ada orang yang suka sembahyang, berbuat yang baik, dermawan, justru hidupnya morat marit. Semua fenomena ini akan kita lihat dari sudut pandang beberapa Agama Timur, seperti Agama Hindu, Agama Budha, Jainisme dan Shikkhisme.


Apa penyebab ketimpangan yang ada di antara umat manusia?. Mengapa harus ada orang bisa hidup  mewah, diberkahi dengan kualitas mental, moral dan fisik baik-baik saja, dan ada orang yang hidup dalam  kemiskinan absolut, hidup dalam penderitaan? . Mengapa harus ada orang yang  memiliki kecerdasan yang tinggi, dan yang lain idiot?. Mengapa harus ada  orang yang dilahirkan dengan karakteristik suci dan yang  lain dengan kecenderungan kriminal?. Mengapa ada beberapa orang yang memiliki bakat  dan pengetahuan  di bidang linguistik, seni,  atau musik sejak lahir?. Mengapa orang lain harus  buta, tuli, atau cacat? Apakah  ketidak setaraan  umat manusia ini memiliki sebab, atau itu adalah murni kebetulan. Tidak ada orang yang berakal akan berpikir menghubungkan ketidak setaraan ini, dan keragaman ini kebetulan atau kecelakaan murni.

Karma adalah hukum besar "sebab dan akibat", dari "aksi dan reaksi", yang mengendalikan nasib seluruh makhluk hidup. Karma, seperti waktu dan gravitasi, merupakan prinsip universal dan setiap orang dipengaruhi oleh pengaruhnya. Sementara hukum fisika berlaku hanya untuk interaksi objek material saja. Namun hukum karma, berlaku untuk setiap tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup dan mengatur keterkaitan dari semua makhluk hidup. Karma merupakan  hukum spiritual alam atau prinsip yang mengatur semua interaksi kita. Dimulai dengan benih pemikiran yang berkembang dan tumbuh dari waktu ke waktu melalui  perasaan, sikap, kata-kata, tindakan kita, yang  mengendap ke dalam jiwa kita sebagai ciri kepribadian, dan  untuk muncul kembali dalam bentuk pikiran lain.

Setiap pikiran, tindakan yang kita miliki akan menjadi penyebab. Penyebab ini memiliki efek yang membuat hidup kita, baik atau buruk. Kita sekarang, telah, dan akan terus, menciptakan hidup kita dari waktu ke waktu. Cepat atau lambat, penyebab tersebut akan menggerakkan melalui pikiran dan tindakan kita yang kemudian menghasilkan efek yang akan kembali pada kita, dan kita akan mengalaminya sebagai karma baik atau karma buruk.

Jiwa kita berinkarnasi dengan kepribadian yang memiliki struktur energi tertentu, yang berkaitan dengan karma dan kemungkinan untuk inkarnasi tertentu. jiwa memiliki tujuannya sendiri pada setiap inkarnasi. Jiwa memilih sendiri kendaraan, kepribadian, mental, emosional dan tubuh fisik yang akan memberikan kemungkinan untuk tujuan yang ingin dicapai dalam kehidupan tertentu. Tujuan itu mungkin tidak tercapai, tapi jiwa memberikan kemungkinan itu. Jiwa selalu hidup dalam pengharapan. Ada reaksi terhadap segala sesuatu yang Anda lakukan dalam hidup., kemarahan melahirkan kemarahan, cinta melahirkan cinta.

Hukum Karma dapat dipahami  setara spiritual seperti Hukum: “Motion” nya, Newton yang menyatakan bahwa untuk setiap tindakan (pada bidang fisik) ada reaksi sama dan berlawanan. Dengan kata lain, emosi apa pun yang ditujukan kepada orang lain  akhirnya  akan kembali kepada kita  sendiri. Seperti yanag dijelaskan juga pada buku  Law of Attraction. Pikiran adalah benih; dimatangkan dalam perkataan  dan ujungnya. berupa buah, berupa perbuatan.  Kualitas buah ditentukan oleh kualitas benih. Pikiran yang baik mengarah ke tindakan baik yang menguntungkan orang lain serta diri sendiri. Hukum karma menyatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita  adalah reaksi kegiatan masa lalu kita. Segala sesuatu yang kita alami hari ini  adalah jumlah total hasil dari semua kegiatan kita yang  dilakukan sampai saat ini. Jika kita ingin hidup kita menjadi berbeda di masa depan kita harus mengubah cara berfikir, berbicara dan perbuatan  kita mulai  sekarang; dan dengan demikian kita mulai  mengubah arah hidup kita.   Tidak ada yang terjadi secara kebetulan, itu adalah karma.

KARMA MENURUT AGAMA HINDU

Karma dalam agama Hindu juga dianggap sebagai hukum yang bersifat rohani .Pengikut Vedanta, sekolah Hindu yang masih terkemuka saat ini, menganggap Ishvara, Dewa tertinggi,yang memainkan peran dalam penyampaian karma . Sekolah teistik Hindu seperti Vedanta,  tidak setuju dengan pandangan “bahwa  karma bukanlah hanya hukum sebab dan akibat melainkan juga tergantung pada kehendak Tuhan”. Ringkasan yang baik dari pandangan teistik ini, Karma dinyatakan sebagai berikut : "Tuhan tidak membuat sesesorang  menderita atau bahagia tanpa alasan yang jelas. Tuhan  sangat adil dan Tuhan memberi Anda apa yang layak untuk Anda ".  

Karma berarti "perbuatan" atau "bertindak" dan lebih luas sebagai hukum sebab dan akibat , aksi dan reaksi , yang mengatur semua kehidupan.  Karma bukanlah takdir , manusia bertindak dengan kehendak bebas menciptakan nasib mereka sendiri . Menurut Veda , jika kita  menabur kebaikan, kita akan menuai kebaikan ; jika seseorang menabur kejahatan , maka akan menuai kemalangan . Karma mengacu pada totalitas tindakan kita dan reaksi bersamaan mereka juga dalam kehidupan sebelumnya , semuanya akan   menentukan masa depan kita

Salah satu dan paling dramatis ilustrasi dari Karma dapat ditemukan dalam Bhagavad Gita . Dalam puisi itu, Arjuna protagonis sedang mempersiapkan diri untuk pertempuran ketika ia menyadari bahwa musuh terdiri dari anggota keluarganya sendiri dan memutuskan untuk tidak melawan . Kusir-Nya, Krishna ( avatar dari Wishnu ) , menjelaskan kepada Arjuna konsep dharma ( kewajiban ) antara lain dan membuat dia melihat bahwa itu adalah tugasnya untuk melawan, dan merupakan Karma dari masa lalu . Seluruh Bhagavad Gita dalam Mahabharata, adalah dialog antara keduanya pada aspek kehidupan termasuk moralitas dan sejumlah tema filosofis lainnya. Konsep  Karma Hindu asli, kemudian ditingkatkan dengan beberapa gerakan lain dalam agama, terutama Vedanta, dan Tantra. Dengan cara ini , asalkan pahala  sanchita karma (hasil dari perbuatan di masa lalu, yang belum habis diterima pahalanya). Hasil perbuatan tersebut masih merupakan benih yang menentukan bagaimana kehidupan sekarang berlangsung , bagian dari itu terus dibawa keluar sebagai pararabdha karma artinya pahala dari perbuatan pada kehidupan sekarang, tanpa ada sisanya. dalam satu masa kehidupan.


 

 KARMA MENURUT AGAMA BUDHA

Teori Karma adalah doktrin fundamental dalam agama Budha.  Karma adalah hukum sebab-akibat moral.  Keyakinan ini  sangat lazim di India sebelum munculnya Sang Budha. Namun demikian,  Sang Budha lah yang menjelaskan dan merumuskan doktrin ini dalam bentuk lengkap yang kita miliki saat ini. Di dunia ini tidak ada yang terjadi terhadap  seorang secara kebetulan.  Penyebab yang pasti tak terlihat atau penyebab efek yang terlihat belum tentu terbatas pada kehidupan sekarang, hal itu  dapat ditelusuri ke kekehidupan masa lalu juga. Didalam kehidupan kita memang kita mengenal  Rwa Bhineda (Dua hal yang berlawanan), tidak terelakkan terjadinya, seperti : di antara umat manusia ada yang berumur pendek dan  ada berumur panjang, ada yang sehat dan ada yang sakit, ada yang jelek dan ada yang baik, ada yang miskin dan ada yang kaya,  ada yang  bodoh dan ada yang  bijaksana  sehingga terlihat menimbulkan ketimpanagan. Apakah  ketimpangan umat manusia ini memiliki sebab, atau itu adalah murni kebetulan.

"Tergantung pada perbedaan  Karma kita, muncul perbedaan dalam kelahiran makhluk, tinggi dan rendah, indah dan jelek, bahagia dan sengsara. Dengan demikian, dari sudut pandang Budhis, mental, intelektual dan perbedaan temperamental moral kita sekarang, untuk sebagian besar, karena tindakan kita sendiri, baik tindakan di masa  dulu dan sekarang. Semua keadaan fisik dan mental yang muncul semata-mata sikap dari masa lalu. Tetapi jika kehidupan sekarang benar-benar dikondisikan atau seluruhnya dikendalikan oleh tindakan masa lalu kita, maka tentu Karma sama saja dengan fatalisme atau determinisme atau predestinasi. Jika ini benar, kehendak bebas akan menjadi absurd. Hidup akan murni mekanistik, tidak jauh berbeda dari mesin.  “Bila  Tuhan Yang Maha Esa yang mengendalikan nasib  dan  masa depan kita, atau bila hidup kita dihasilkan  oleh Karma yang  menentukan nasib kita dan mengendalikan program hidup kita”, doktrin fatalistik seperti ini bukanlah  Hukum Karma Budha.

Menurut Budhisme, ketimpangan ini disebabkan tidak hanya faktor keturunan, lingkungan, "nature dan nurture", tetapi juga oleh  Karma. Dengan kata lain, itu adalah hasil dari tindakan masa lalu kita sendiri dan perbuatan kita sekarang. Kita sendiri bertanggung jawab untuk kebahagiaan  dan kesengsaraan kita sendiri. Kita menciptakan Surga kita sendiri. Kita menciptakan neraka kita sendiri. Kita adalah arsitek dari nasib kita sendiri. "Semua makhluk hidup memiliki Karma sebagai milik mereka, warisan mereka, sebab bawaan mereka.  Karmalah  yang menyebabkan manusia  memiliki keadaan yang berbeda." Perbedaan tersebut sesuai dengan hukum sebab dan akibat.

Kita dilahirkan dengan karakteristik keturunan (gen tertentu). Pada saat yang sama kita memiliki kemampuan bawaan tertentu. Kepada  orang tua kita, kita berhutang untuk sperma dan ovum  yang membentuk inti dari apa yang disebut makhluk ini. Mereka tetap terdiam  di perut ibu, sampai senyawa germinal ini divitalisasi oleh energi karma yang dibutuhkan untuk menjadi  janin. Oleh karena itu Karma adalah penyebab yang  tak terpisahkan dari janin tersebut. Kecenderungan akumulasi karma, yang diwarisi dari  perjalanan kehidupan sebelumnya, kadang-kadang memainkan peran jauh lebih besar dari sel-sel  keturunan dan gen dalam pembentukan karakter fisik dan mental.

Sang Budha, misalnya, mewarisi, seperti setiap orang lain, sel-sel reproduksi dan gen dari orang tuanya. Tapi secara fisik, moral dan intelektual tak ada yang sebanding dengannya  di garis panjang  leluhurnya. Dia pasti superman, tercipta dari Karmanya  sendiri yang luar biasa. Budha mewarisi fitur luar biasa, seperti 32 tanda utama, sebagai hasil dari kebajikan masa lalunya. Hal ini jelas dari kasus yang unik ini yang kecenderungan karma tidak  hanya mempengaruhi organisme fisik kita, tetapi juga meniadakan potensi sel induk dan gen - maka pentingnya pernyataan misterius Budha,  "Kita adalah ahli waris dari tindakan kita sendiri. "

Menurut Buddhisme, ada lima perintah atau proses (niyama) yang beroperasi di alam fisik dan mental. 

1.  Utu Niyama – (urutan fisik  anorganik), misalnya fenomena musiman musim panas dan musim hujan. Urutannya tak pernah salah musim, perubahan karakteristik musiman dan peristiwa, penyebab angin dan hujan, sifat panas, dan lain-lain semuanya berlangsung secara teratur.

2.   Bija Niyama (urutan fisik organik) – seperti urutan kuman atau  bibit, misalnya beras yang dihasilkan dari benih padi,  rasa manis dari tebu atau madu, karakteristik khas dari buah-buahan tertentu, dll teori ilmiah sel dan gen dan kesamaan fisik kembar dapat dianggap berasal dari hal  ini.

3.   Karma Niyama – (urutan tindakan dan hasil), misalny tindakan yang diinginkan dan tindakan yang tidak diinginkan menghasilkan sesuai yang diharapkan. Kesempatan usaha yang diberikan, menghasilkan hasil yang tak terelakkan, bukan dalam bentuk hadiah atau hukuman, tetapi sebagai urutan bawaan. Ini urutan perbuatan dan akibat yang dihasilkan .

4.  Dhamma Niyama – (urutan norma), misalnya, fenomena alam yang terjadi dengan munculnya seorang Bodhisattva dalam kelahiran terakhirnya. Seperti halnya Gravitasi dan hukum alam lainnya

5.  Citta Niyama – (urutan pikiran atau hukum psikis), misalnya, proses kesadaran, muncul dan binasanya kesadaran, kekuatan pikiran, dll, termasuk telepati, telaesthesia, retro-kognisi, firasat, clairvoyance, clairaudience, membaca pikiran dan fenomena psikis lainnya seperti yang dijelaskan dengan ilmu pengetahuan modern.

 

SUMBER :

1.     Ifindkarma, The 12 Laws of Karma

2.     Ananda Sangha, How to Transcend Your Karma, By: Bharata Cornell

3.     Ching Hai, Colorado, Amerika Serikat, Bersihkan Karma Melalui Meditasi

4.     Brahma Kumaris, What is Karma ?

5.     The Nazarene Way of Essenic Studies, ~ Karma / Kamma ~, The Laws of Cause and      Effect

6.     Denise Linn , What Is The Meaning Of Karma?,

7.     Encyclopaedia Britannica, Written by Patrick Olivelle

 

BACA JUGA

1.     Cara Melakukan Autosugesti

2.     Energi dan Dinamisme

3.     Fenomena Kehidupan Setelah Kematian

4.     Gelombang Otak Untuk Meditasi

5.     Jenis Kajang dan Ngajum Kajang

Belum ada Komentar untuk "KARMA MENURUT AGAMA HINDU DAN AGAMA BUDHA"

Posting Komentar

Add