AJARAN AGAMA KONGHUCU (K’ung – Fu – Tsu) (Confucius) (3)




Ajaran Pokok Agama Kong hu cu
Dalam berbagai kesempatan Kongzi menekankan pentingnya manusia mempunyai “Tiga Pusaka Kehidupan”, “Tiga Mutiara Kebajikan” atau “Tiga Kebajikan Utama”, yaitu : Zhi, Ren dan Yong.  Ditegaskan bahwa, “Yang Zhi tidak dilamun bimbang, yang Ren tidak merasakan susah payah, dan yang Yong tidak dirundung ketakutan”.
  1. “Zhi” berarti kebijaksanaan dan sekaligus pencerahan / tercerahkan. Bijaksana dapat diartikan pandai, selalu menggunakan akal budinya, arif, tajam pikiran, mampu mengatasi persoalan dan mampu mengenal orang lain. Pencerahan atau yang Tercerahkan, berarti mampu mengenal dan memahami diri sendiri, termasuk di dalamnya mampu mengenal yang hakiki. Untuk mencapai Zhi, manusia harus belajar keras, dengan menggunakan kemampuan dan upaya diri sendiri.  Agama, para Nabi dan atau Guru Agung hanya bisa membantu, namun untuk mencapainya adalah dari upaya diri sendiri. Orang yang ingin memperoleh Zhi, berarti ia harus belajar keras untuk meraih Kebijaksanaan dan sekaligus Pencerahan (batin).
  2. “Ren” berarti Cinta Kasih universal, tidak terbatas pada orang tua dan keluarga sedarah belaka, namun juga kepada sahabat, lingkungan terdekat, masyarakat, bangsa, negara, agama dan umat manusia.  Ren bebas dari stigma masa lalu dan tidak membeda-bedakan manusia dari latar belakang atau ikatan primordialnya. Ren tidak mengenal segala bentuk diskriminasi atau pertimbangan atas dasar kelompok. Meski berasal dari satu kelompok, bila seseorang bersalah atau melanggar Kebajikan, maka bisa saja kita berpihak kepada orang yang berasal dari kelompok berbeda namun benar-benar berada dalam Kebajikan.  Ren dalam pengertian agama Konghucu selalu didasari pada sikap ketulusan, berbakti, memberi, bukan meminta atau menuntut balasan dalam bentuk apapun. Namun perlu diingat bahwa Ren tidak berarti mencinta tanpa dasar pertimbangan baik dan buruk. Dalam salah satu sabdanya Kongzi mengatakan bahwa “Orang yang berperi-Cintakasih bisa mencintai dan membenci”. Mencintai Kebaikan dan membenci Keburukan. Balaslah Kebaikan dengan Kebaikan; Balaslah Kejahatan dengan Kelurusan”. Di sini berarti siapa pun yang bersalah, harus diluruskan, dihukum secara adil dan diberi pendidikan secara optimal agar dapat kembali ke jalan yang benar. Setelah berada di jalan yang benar, kita tidak boleh terkena stigma, menilai atas dasar masa lalu seseorang.
  3. “Yong” sering diartikan Berani atau Keberanian. Namun yang dimaksud dengan Yong, bukanlah keberanian dalam “k” kecil.  Berani melawan harimau dengan tangan kosong, berani menyeberangi bengawan tanpa alat bantu, bukanlah Keberanian yang dimaksud Kongzi. Yang dimaksud dengan Keberanian di sini adalah Berani karena Benar, Berani atas dasar Aturan atau Kesusilaan, Berani atas dasar rasa Tahu Malu. Suatu ketika Kongzi berkata, “Bila memeriksa ke dalam diri aku telah berada dalam Kebenaran, mengapa aku harus merasa takut?.  Namun bila aku bersalah, kepada anak kecil pun aku tidak Berani”. Yong juga diartikan sebagai Keberanian untuk melakukan koreksi dan  instrospeksi diri. Bila bersalah, kita harus Berani mengakui kesalahan tersebut dan sekaligus Berani untuk mengkoreksinya. Nabi Kongzi berkata, “Sungguh beruntung aku. Setiap berbuat kesalahan, selalu ada yang mengingatkannya”.  Ditambahkan, “Sesungguh-sungguhnya kesalahan adalah bila menjumpai diri sendiri bersalah, namun tidak berusaha untuk mengkoreksi atau memperbaikinya”. Maka seorang yang berjiwa besar adalah orang yang berani belajar dari kesalahan.

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui):
  1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
  2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
  3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
  4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
  5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
  6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
  7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
  8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)



Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):
  1. Ren – Cintakasih
  2. Yi – Kebenaran/Keadilan/Kewajiban
  3. Li – Kesusilaan, Kepantasan
  4. Zhi – Bijaksana
  5. Xin – Dapat dipercaya
Zhong Shu = Satya dan Tepaselira/Tahu Menimbang: “Apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan terhadap orang lain” (Lunyu)


Jalan Untuk Mencapai Tujuan
Disamping sifat baik, Lima Hubungan memberikan pengikut Konghucu jalan untuk maju :
  1. Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan
  2. Hubungan antara Suami dan Isteri
  3. Hubungan antara Orang tua dan anak
  4. Hubungan antara Kakak dan Adik
  5. Hubungan antara Kawan dan Sahabat

Delapan Kebajikan (Ba De):
  1. Xiao – Laku Bakti
  2. Ti – Rendah Hati
  3. Zhong – Setia
  4. Xin – Dapat Dipercaya
  5. Li – Susila
  6. Yi – Bijaksana
  7. Lian – Suci Hati
  8. Chi – Tahu Malu
Pengikut Konghucu memuja leluhur, dan diyakini bahwa rohnya tetap hidup Dengan menghormati dewa-dewa pengikut  Konghucu adalah seorang  agnostis, lebih memilih menempatkan etika dalam kehidupan ini dibandingkan  dengan membicarakan kehidupan spiritual setelah kehidupan di dunia, menuntun pikiran umatnya bukan untuk masa depan tapi untuk masa kini dan masa lampau.

Artikel selanjutnya :

Agama Tao. ........ Agama Tao mengharuskan umatnya berke-Tuhan-an, bersembahyang dan menghormati nenek moyangnya masing-masing. menghormati tata tertib, mencintai sesamanya. ............... Agama Tao tidak menolak agama lain dan dapat menghormatinya, hingga dapat berkembang secara berdampingan dan damai. ...........

Compiled By: I Dewa Putu Sedana, Drs, MBA.


Belum ada Komentar untuk "AJARAN AGAMA KONGHUCU (K’ung – Fu – Tsu) (Confucius) (3)"

Posting Komentar

Add