MISTERI ROH (I)



Sam Parnia, dokter asal Inggris adalah orang pertama di dunia yang membuktikan eksistensi "roh" dengan percobaan ilmiah. Program percobaannya meliputi  : pasien yang sudah meninggal "roh"-nya bisa mengambang, masih dapat melihat badannya, melihat para dokter yang sedang berupaya menyelamatkannya, melihat lampu di langit-langit. Secara ilmiah dijelaskan : „Roh“ adalah personifikasi dari hasil kerja otak. Pada pasien-pasien tsb bagian otak depan mereka (frontal lobe) tidak berfungsi dengan baik disebabkan oleh sakit yg dideritanya. Bagian otak tersebutlah yg mengontrol emosi, mencegah agar tidak marah berlebihan dan merusak barang-barang di sekitar atau melukai orang-orang  di sekitar. Pada saat frontal lobe  tidak berfungsi dengan baik, sebagian dari „roh“  seolah-olah hilang. Para fisikawan yang inovatif dan modern telah mengadakan  penelitian yang sangat penting yang memiliki pengaruh kuat pada pemahaman tentang paranormal dan alam roh. Para Fisikawan saat ini telah menemukan bahwa tidak ada konflik sama sekali antara fisika dengan kepercayaan paranormal dan alam roh. Mereka telah menunjukkan bahwa fenomena yang kita sebut “paranormal” adalah normal dan konsisten dengan hukum-hukum sains.

Menurut pandangan Agama Hindu,  Roh (Atman) adalah percikan kecil dari Paramatman (Tuhan / Hyang Widhi / Brahman – dengan N sebagai huruf terakhir).  Atman di dalam badan manusia disebut Jiwatman, yang menyebabkan manusia  hidup. Atman dengan Badan adalah laksana kusir dengan kereta. Kusir adalah Atman yang mengemudikan dan kereta adalah badan.  Demikian Atman itu menghidupi sarva prani (mahluk) di alam semesta ini. Ia adalah jiwa yang paling sempurna, Ia adalah yang paling kecil, yang menguasai pengetahuan, yang bersembunyi dalam hati dan pikiran, dan tetap  abadi.




Oleh karena Atman itu merupakan bagian dari Brahman/Tuhan, maka Atman pada hakekatnya memiliki sifat yang sama dengan sumbernya, yakni Brahman itu sendiri. Atman bersifat sempurna dan kekal abadi, tidak mengalami kelahiran dan kematian, bebas dari suka dan duka.
Perpaduan Atman dengan badan jasmani, menyebabkan mahluk itu hidup. Atman yang menghidupi badan disebut Jiwatman.  Dia terpengaruh oleh sifat-sifat maya yang menimbulkan awidya (kegelapan). Atman melupakan sifat alaminya dan dengan keliru mengidentifikasikan dirinya dengan tubuh. Pengindentifikasian yang salah ini adalah penyebab dari keterikatan dengan keberadaan materi, keinginan  dan kesenangan, rasa sakit dan penderitaan dalam siklus kelahiran dan kematian dalam dunia yang penuh dengan peristiwa. Tujuan utama dari kehidupan keagamaan Hindu, untuk mentransendentalkan seseorang,untuk menyadari sifat alami seseorang, yang merupakan sifat ketuhanan yang suci,dan murni. Kesadaran ini disebut dengan moksa,atau pembebasan dari jiwa,dari siklus kematian dan kelahiran,yang menghasilkan penyatuan dengan Tuhan.


Jadi manusia lahir dalam keadaan awidya, yang menyebabkan ketidak sempurnaannya. Atman itu tetap sempurna, tetapi manusia itu sendiri tidaklah sempurna. Manusia tidak luput dari hukum lahir, hidup dan mati. Walaupun manusia itu mengalami kematian, namun Atman tidak akan bisa mati. Hanya badan yang mati dan hancur, sedangkan  Atman tetap kekal abadi.Ibarat orang yang menanggalkan pakaian lama dan menggantikannya dengan yang baru, demikian jiwa meninggalkan badan tua dan memasuki jasmani yang baru. Jiwatman yang terbelengu berpindah dari satu badan ke badan yang lain. Setiap kelahirannya membawa badan, hidup dan pikiran yang terbentuk dari pada prakerti menurut evolusinya dimasa yang lalu dan kebutuhannya dimasa yang akan datang.  Apabila badan jasmani yang menjadi tua dan hancur, maka alam pikiran sebagai pembalut jiwa merupakan kesadaran baginya untuk berpindah -pindah dari satu badan ke badan yang lain yang disebut reinkarnasi atau phunarbhawa sesuai dengan karmaphalanya (hasil perbuatannya di dunia). Karena itu Atman tidak selalu dapat kembali kepada asalnya yaitu ke Paramaatman. Orang-orang yang berbuat baik di dunia akan menuju sorga dan yang berbuat buruk akan jatuh ke Neraka. Di Neraka Jiwatman itu mendapat pahala sesuai dengan hasil perbuatannya. Karena itulah penjelmaan terus berlanjut sampai Jiwatman sadar akan hakekat dirinya sebagai Atman, terlepas dari pengaruh awidya dan mencapai Moksa yaitu kebahagiaan dan kedamaian yang abadi serta kembali bersatu kepada asalnya.

Walaupun kata sanskrta atman secara umum diterjemahkan sebagai jiwa, atman dan jiwa tidak berubah yang berbeda dengan pengertian Barat mengenai jiwa. Apa yang disebut dengan jiwa oleh orang barat disebut dengan manas (atau sukma sarira). Dalam pandangan Hindu, pikiran, kecerdasan dan ego muncul dalam atman, dalam tubuh fisik. Atman juga terkadang diterjemahkan sebagai jiwa (spirit) atau diri.




Atman tetap kekal abadi. Ibarat orang yang menanggalkan pakaian lama dan menggantikannya dengan yang baru, demikian jiwa meninggalkan badan tua dan memasuki jasmani yang baru. Jiwatman yang terbelengu berpindah dari satu badan ke badan yang lain. Setiap kelahirannya membawa badan, hidup dan pikiran yang terbentuk dari pada prakerti menurut evolusinya dimasa yang lalu dan kebutuhannya dimasa yang akan datang.

Compiled : IDP Sedana, 

SUMBER : Dicantumkan pada Artikel Fenomena Kehidupan Setelah Kematian

Belum ada Komentar untuk "MISTERI ROH (I)"

Posting Komentar

Add