NASIB, TAKDIR DAN KARMA

 

Dalam percakapan sehari-hari, sering kita mendengar :

1.  1. Seorang kaya , setelah beberapa tahun jatuh miskin. Orang berkata : Itu sudah takdirnya.

2.  2. Seseorang karena kecelakaan lalu lintas, kemudian tidak bisa berjalan dan harus memakai kursi roda.      Orang berkata : Si A itu nasibnya sangat buruk, ditabrak mobil, sehingga harus memakai kursi roda.

3.  3. Seorang petani, karena keuletannya kini menjadi kaya, punya rumah bertingkat, mobil, anak-anaknya     sekolah di sekolah yang baik. Orang berkata :  Karma dari kehidupannya dimasa lalu, kini sudah             berbuah matang, sehingga dia bisa menikmati hidupnya.

Dari contoh fenomena diatas, kemudian timbul pertanyaan; “Sebenarnya takdir, nasib, karma itu, apa?. Apakah Tuhan menentukan hidup seseorang akan seperti apa, menentukan pendek dan panjangnya hidup seseorang, menentukan kematian seseorang seperti apa, yang membuat nasib seseorang akan sial, miskin dan kaya?


NASIB

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Nasib adalah sesuatu yang sudah ditentukan Tuhan atas diri seseorang, takdir dan nasib adalah sama. Dalam bahasa inggris kata nasib dan takdir di terjemahkan sama yaitu fate, destiny, divine.

NASIB MENURUT ISLAM.

Dalam Agama Islam, Nasib hampir sama dengan takdir, keduanya berasal dari Allah SWT dan diturunkan untuk umat manusia. Hanya saja, beberapa orang yang kemudian seringkali mengaitkan kata nasib dengan suatu kejadian yang bernuansa buruk/jelek, sedangkan untuk hal yang baik/ bagus adalah takdir. Di dalam nasib ini, manusia sangat mempunyai peranan yang sangat signifikan. Dalam artian manusia boleh menjadi aktor utama yang bermain dan berusaha mengubahnya. Sehingga kemudian, menuju kehidupan yang lebik baik. Segala nasib manusia di dunia ini bisa diubah, tinggal bagaimana dan kapan kita mau memulainya. Tumbuhkan kesadaran, tetap optimis, bekerja keras, dan berdoa adalah kuncinya.

Setiap orang beriman wajib meyakini bahwa kelahiran dan kematian setiap manusia telah ditentukan oleh Allah.  Jika diibaratkan, qadha adalah ‘rencana’, sedangkan qadar adalah ‘perwujudan’ atau kenyataan yang terjadi. Lalu, nasib adalah bagian dari qadar Allah. Menurut Dian Nafi dalam buku “Seberapa Beruntung Kamu?”, ada dua jenis nasib, yakni nasib baik dan buruk. Namun, bukan berarti manusia harus pasrah dengan nasib yang dialaminya. Nasib hendaknya dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk menjalani hidup ke depannya. Misalnya, saat seseorang mendapat nasib buruk, maka orang tersebut tidak boleh berputus asa. Setiap orang beriman wajib meyakini bahwa kelahiran dan kematian setiap manusia telah ditentukan oleh Allah. Seseorang tidak dapat memilih siapa orang tuanya, waktu kelahiran, jenis kelamin, maupun bentuk fisiknya. Begitu juga  halnya dengan kematian, seseorang tidak dapat mengetahui kapan ajalnya tiba. Sebab ajal setiap manusia telah ditetapkan olehNya.

NASIB  KRISTEN

Dalam “kejadian 3”, untuk “nasib” memang kita sendiri yang menentukan, mereka menggunakan kuasa memilih itu dengan bebas tanpa adanya intervensi dari Tuhan. Tuhan tidak menentukan mereka berdosa. Mereka berdosa karena pilihan mereka sendiri dan akibat dari pilihan yang salah maka penderitaan, kesusahan melanda dunia. Namun mengapa manusia berdosa dan menderita hidupnya adalah karena pilihan manusia itu sendiri. (Roma 5:19). Kehendak Allah yang universal terhadap semua manusia, yaitu agar semua manusia di selamatkan. Inilah yang dikenal dengan ajaran ‘predestination’, yaitu bahwa Allah menghendaki semua manusia diselamatkan dan memiliki pengetahuan akan kebenaran. Kehendak Allah yang melibatkan kehendak bebas manusia; sehingga meskipun Allah menghendaki semua manusia diselamatkan, namun karena Allah menghormati keputusan kehendak bebas manusia yang menolak-Nya, maka tidak semua dari yang ditentukan Allah sejak semula untuk diselamatkan, dapat diselamatkan.

 TAKDIR

TAKDIR  ISLAM

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ver 1.3. Takdir adalah ketetapan Tuhan, ketentuan Tuhan. Menurut Agama Islam, takdir itu hasil dari usaha, bukan dari nasib. Kelompok yang lain berpendapat bahwa justru manusia sendiri yang menentukan takdirnya. Mereka memahami bahwa Allah hanya melegitimasi terhadap usaha manusia, Takdir ini juga tidak hanya berlaku kepada manusia saja, akan tetapi juga berlaku pada makhluk-makhluk tidak berakal seperti binatang, tumbuhan, dan benda-benda mati. Ukuran yang sudah ditetapkan Allah untuk hamba-Nya adalah takdir, sementara hasil yang diterima adalah nasib. Takdir pada dasarnya tidak diketahui, sementara nasib adalah hasil yang dapat dilihat dan dirasakan.



Takdir biasanya dianggap sebagai sebuah rangkaian peristiwa yang telah diatur sebelumnya di luar kendali manusia. Pergantian waktu dari pagi, siang,dan malam  ini takdir. Penetapan rezeki  merupakan takdir yang sudah ditetapkan Tuhan. Sebab itulah rezeki merupakan bentuk realisasi dari ketetapan takdir sehingga tidak dapat diubah lagi dan harus

Takdir  ada tiga :

1.  Takdir Mubram, suatu keputusan dari Allah yang pasti terjadi, yang telah ditetapkan oleh-Nya, tidak ada satupun manusia yang bisa memilih atau merubahnya, seperti kelahiran, jenis kelamin, kematian manusia, peredaran planet-planet di langit dan lain sebagainya.

2.  Takdir Muallaq. Takdir ini pada awalnya sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Namun, bisa berubah sesuai dengan kehendak dari manusia. Misalnya: perpanjangan umur/usia yang bisa dilakukan dengan memperbanyak silaturrahim kepada sesama umat muslim dan amalan yang lainnya.

3.  Takdir azali pun termasuk bagian takdir mubram. Takdir azali merupakan takdir yang ditulis dalam Lauh Mahfudz, jauh 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Jadi Dalam qoul ulama dikatakan, sekaras apapun kita berusaha, jika hal tersebut tidaklah ditakdirkan untuk kita maka kita tidak akan mendapatkannya. Dan sehebat apapun kita menghindari sesuatu, jika hal itu telah ditakdirkan untuk kita, maka kita pun akan mendapatkannya.

 

Kesadaran Tanaman - Dinamismekah ?, KLIK DISINI

 

TAKDIR KRISTEN

“Takdir” adalah Tuhan yang menentukan. namun ini tidak berarti bahwa Ia mentakdirkan kita akan segala sesuatu, sehingga kita seperti boneka/wayang saja. Gereja Katolik  tidak mengajarkan ‘takdir’, justru karena Gereja mengajarkan adanya kehendak bebas pada manusia yang dapat memilih hendak bekerja sama dengan kehendak Tuhan atau tidak. Jadi, sejak semula yang Tuhan tentukan adalah hidup manusia yang bahagia, damai sejahtera dan hidup kekal. Inilah takdir Tuhan atau penentuan Tuhan atas hidup manusia. Tuhan tidak menentukan seseorang akan masuk surga atau masuk neraka. Jadi ketika kita menderita, sakit, kecelakaan dll..itu bukan rencana Tuhan bagi kita, semua itu adalah akibat dosa dan setan bertanggung jawab atas semua penderitaan yang kita alami

 

HUKUM  KARMA

(Hukum Sebab Akibat) diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mewujudkan perubahan yang ingin mereka lihat dalam hidup mereka. Sekarang beberapa orang menggunakan 'Hukum Sebab Akibat' dalam Doa, dan beberapa menggunakannya dalam Visualisasi dan Renungan; tapi untuk apapun anda gunakan, hukum karma akan berjalan. Hukum Sebab Akibat  dapat dibaca di buku 'The Secret'. Karma, Ajaran kehidupan terkait erat dengan teori kelahiran kembali dan transmigrasi jiwa, adalah dasar dari tradisi keagamaan asal India seperti Hindu, Jainisme, Budha, dan Sikhisme.. Dalam tradisi keagamaan India, doktrin karma, dikaitkan dengan doktrin dan proses reinkarnasi dan transmigrasi. Beberapa filsuf barat dahulu kala juga percaya pada transmigrasi, tetapi bagi mereka hal itu dikaitkan dengan konsep jiwa yang tidak berkematian. Sebaliknya, dalam pemikiran religius India, transmigrasi adalah penyertaan penting dari karma,  untuk menuai konsekuensi dari karma pada kehidupan  sebelumnya. Hal ini digambarkan sebagai "roda karma" dari kelahiran dan kematian yang bergantian dengan karma baru yang menjaga roda tersebut dalam gerakan tanpa henti hingga rantainya putus melalui penghancuran karma, dan jiva mencapai moksa (pembebasan atau pelepasan dari transmigrasi).


Setiap pikiran, tindakan yang kita miliki akan menjadi penyebab. Penyebab ini memiliki efek yang membuat hidup kita, baik atau buruk. Kita sekarang, telah, dan akan terus, menciptakan hidup kita dari waktu ke waktu. Cepat atau lambat, penyebab tersebut akan menggerakkan melalui pikiran dan tindakan kita yang kemudian menghasilkan efek yang akan kembali pada kita, dan kita akan mengalaminya sebagai karma baik atau karma buruk.

Karma dalam agama Hindu juga dianggap sebagai hukum yang bersifat rohani .Pengikut Vedanta, sekolah Hindu yang masih terkemuka saat ini, menganggap Ishvara, Dewa tertinggi,yang memainkan peran dalam penyampaian karma . Sekolah teistik Hindu seperti Vedanta,  tidak setuju dengan pandangan “bahwa  karma bukanlah hanya hukum sebab dan akibat melainkan juga tergantung pada kehendak Tuhan”. Ringkasan yang baik dari pandangan teistik ini, Karma dinyatakan sebagai berikut : "Tuhan tidak membuat sesesorang  menderita atau bahagia tanpa alasan yang jelas. Tuhan  sangat adil dan Tuhan memberi Anda apa yang layak untuk Anda ". 

Di dunia ini tidak ada yang terjadi terhadap  seorang secara kebetulan.  Penyebab yang pasti tak terlihat atau penyebab efek yang terlihat belum tentu terbatas pada kehidupan sekarang, hal itu  dapat ditelusuri ke kekehidupan masa lalu juga. Dengan kata lain, itu adalah hasil dari tindakan masa lalu kita sendiri dan perbuatan kita sekarang. Kita sendiri bertanggung jawab untuk kebahagiaan  dan kesengsaraan kita sendiri. Kita menciptakan Surga kita sendiri. Kita menciptakan neraka kita sendiri.

(Dari Beberapa Sumber)

BACA JUGA :

1.     Jalan Untuk Menemukan Atman

2.     Einstein : Realitas Hanyalah Ilusi

3.     Reinkaarnasi, dan Past Life Regretion

4.     The Law of Attraction

5.     Fenomena Kehidupan Setelah Kematian 

 

Belum ada Komentar untuk "NASIB, TAKDIR DAN KARMA"

Posting Komentar

Add